Kamis, 18 April 2024

MADIUN BERPELUANG KELUAR DARI DAERAH TERTINGGAL DI JATIM

Diunggah pada : 1 Juli 2009 15:49:45 22
thumb

Madiun berpeluang dapat keluar dari daerah tertinggal dari delapan daerah yang ada di Jatim. Delapan daerah, yakni Pacitan, Madiun, Trenggalak, Situbondo, Bondowoso, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Hal ini dikatakan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal (PDT), Ir Lukman Edi dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Menteri PDT, Ir Lucky Hari Korah saat Pembukaan KKN Bersama Desa Model Berkelanjutan (BDMB) di Gedung Gema IAIN Sunan Ampel Surabaya, Rabu (1/7). Lucky menilai, kriteria daerah tertinggal berdasarkan penilaian skala nasional, meliputi tingkat pendapatan perkapita, tingkat pendidikan, tingkat harapan hidup,dan kesehatan masyarakat. Pada 2005, daerah tertinggal di Indonesia mencapai 199 daerah. Pada 2007 turun 28 kabupaten dan pada 2008 turun 30 kabupaten. Ditargetkan pada tahun ini turun sampai 40 kabupaten se Indonesia, namun tahun ini ada 12 kabupaten yang lebih berpeluang keluar lebih awal dari daerah tertinggal. Daerah yang sudah keluar akan terus dipantau. Jumlah paling banyak daerah tertinggal yaitu Indonesia timur mancapai 62%, diurutan kedua Sumatera mencapai 29% dan Jawa-Bali mencapai 9%.Untuk mengurangi daerah tertinggal di Jatim, PDT berkerjasama dengan tiga perguruan tinggi, yakni Unibraw Malang, IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan UPN “Veteran” Surabaya. Sebanyak 390 Mahasiswa akan melakukan KKN BDMB di delapan kabupaten tertinggal di Jatim selama satu bulan. KKN BDMB akan dimulai 17 Juli sampai 18 Agustus.Ada empat bidang yang akan dibangun di daerah tertinggal, meliputi, pendidikan, ekonomi, bidang teknologi terapan, serta kesehatan masyarakat dan lingkungan. Mahasiswa akan menggali potensi lokal yang dapat dikembangkan melalui peranserta dan pemeliharaan masyarakat lokal. Bidang yang dibangun di bidang pendidikan mencangkup penguatan perpustakaan, pemberantasan buta aksara, dukungan wajar 12 tahun, pendidikan keislaman, penguatan kompetensi tenaga kependidikan, dan penguatan kapasitas lembaga pendidikan. Dalam bidang ekonomi pembangunan meliputi peningkatan kualitas produk ekonomi lokal, penguatan manajeman pemasaran, penguatan akses sumber pembiayaan, pembentukan kelompok usaha mikro kecil dan menengah, penguatan lembaga keuangan mikro syariah, pemasyarakatan budidaya tanaman bernilai ekonomi tinggi, rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove, dan reboisasi hutan produktif.Pelatihan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) pengolahan limbah menjadi energi biogas, pemanfaatan sumber daya air untuk listrik, pemanfaatan TTG untuk energi biofuel dan bio etanol, TTG untuk pengolahan tepung jagung, tropika, dan tepung ikan, TTG untuk pengolahan pakan ternak, dan pengolahan limbah untuk pupuk organik merupakan program dibidang pengembangan teknologi tepat guna.Sementara dalam bidang kesehatan masyarakat dan lingkungan, meliputi pendampingan penataan rumah dan lingkungan sehat, penanganan rawan pangan dan gizi, pendampingan kesehatan reproduksi, pemasyarakatan apotek hidup, pelatihan pengolahan sampah, pendampingan sistem sanitasi, dan penaggulangan wabah penyakit menular. Rektor IAIN Sunan Ampel, Prof Dr H Nur Syam Msi mengatakan, masing-masing perguruan tinggi memiliki peranan yang berbeda dalam melaksanakan program tersebut. IAIN Sunan Ampel berperan dalam mengembangkan program sosial dan agama, Unibraw Malang menjalankan program ekonomi, sedangkan UPN menjalankan program teknologi tepat guna. Konsep KKN BDMB ini adalah model berkelanjutan dan akan dijalankan selama tiga tahun. Program KKN BMDB ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia dan diharapkan dapat menular pada perguruan tinggi yang lain. Ada 32 desa di delapan kabupaten yang dikunjungi mahasiswa semester enam tersebut. Selama satu bulan mahasiswa akan menjalankan program tersebut, setelah satu bulan selesai mahasiswa yang memiliki potensi dan catatan bagus akan dikembalikan untuk mengabdi selama satu tahun ke desa tersebut. Mahasiswa ini akan datang satu bulan sekali selama belum ada mahasiswa KKN lagi di tahun berikutnya. Bahkan nantinya akan ada program Gerakan Mahasiswa dan alumni kambali ke desa (Gemalisa) asal mengabdi pada daerahnya masing-masing. Ini dilakukan mahasiswa yang sudah ada di semester delapan. “Kalau ada yang mau mengabdi dan mengali potensi lokal di desa tersebut kami sangat mendukung,” ujarnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait