Sabtu, 20 April 2024

PI 2009, HARI PERTAMA RAIH ENAM JUTA, TAK MENARGETKAN SELANJUTNYA

Diunggah pada : 31 Mei 2009 18:40:05 2
thumb

Hari pertama Pekan Informasi 2009 yang digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Ken Arok Kota Malang benar-benar jadi hari keberuntungan Kelompok Informasi Mayarakat (KIM) Kabupaten Pacitan. Dalam sehari tak kurang Rp 6 juta berhasil diperoleh KIM dengan karya utama batu alam itu. Pengrajin Suprianto mengatakan, hari pertama kemarin respon masyarakat cukup besar, sejumlah produk bebatuan seperti akik, kristal dan permata berhasil dikoleksi pembeli. ”Kemarin memang tidak terlihat ramai, tetapi hasil penjualan kami lumayan banyak,” katanya. Lebih lanjut dikatakannya, meski respon hari pertama baik, namun Supri tidak menargetkan berapa pendapatan hari selanjutnya. Karena dalam pameran sepi ramai pembeli itu biasa. ”Biarlah masyarakat datang sendiri ke stan kami, kalau memang mereka berminat pada produk kami pasti mereka akan membeli, soal pendapatan besar kecil itu biasa,” terangnya. Pada pemeran produk kali ini, ia mengaku membawa lebih dari 50 jenis batu alam dengan harga mulai Rp 10 ribu hingga Rp 15 juta. Bentuk bebatuan ini beragam ada yang dibuat untuk gelang, mata ikat pinggang, cincin, bros, dan tasbih. ”Kita buat dengan beragam bentuk dan ukuran, terserah pengunjung senang yang mana soal harga bisa ditawar kok,” katanya. Harga batu alam menurut lelaki yang telah 21 tahun menekuni bidang bebatuan ini, tidak bisa distandarkan. Semua tergantung bagaimana bentuk, keindahan, dan selera pembeli. Jika pencinta batu alam menilai suatu produk indah dan menarik, maka mereka tidak akan memasalahkan berapapun harga yang diminta pembeli. Seperti salah satu koleksi Supriono yang diberi nama batu merah rubi. Batu berukuran tidak lebih besar dari biji kacang tanah ini, ditawarkan dengan harga Rp 15 juta. ”Memang orang awam tidak bisa melihat keistimewaan batu ini, tetapi bagi mereka yang tahu batu, maka harga yang kami tawarkan pasti tidak mahal,” ujarnya. Selain batu kelompok KIM ini, juga membawa sejumlah kerajinan seperti mainan anak-anak, batik, dan cemilan jenang khas Pacitan. ”Jenang kami hanya bawa satu kardus besar, alhamdulillah sudah habis terjual,” katanya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait