Kamis, 28 Maret 2024

PI 2009, KEBUDAYAAN INDONESIA HARUS TETAP DIJAGA

Diunggah pada : 31 Mei 2009 18:37:42 5
thumb

Budaya Indonesia yang kini banyak diadopsi dan dimiliki oleh negara asing, membuat para pelaku kesenian tradisi di Indonesia kian berang. Pasalnya, para seniman lokal yang terus melakukan upaya pelestarian budaya seringkali juga terbentur pada persoalan akulturasi budaya asing yang kian besar.Kepala Badan Informasi Publik Departemen Komunikasi dan Informatika, Drs Suprawoto SH MSi saat membuka Rakornas II Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) di Balai Kota Malang pada Minggu (31/5) menjelaskan, saat ini perlu ada upaya konkret dalam menjaga budaya lokal agar tidak diklaim oleh negara asing.Ia menuturkan, sejauh ini budaya lokal Indonesia kian kurang diminati oleh masyarakat. “Masyarakat luar negeri sangat mengagungkan budaya lokal kita, baik dari seni tari, musik, hingga seni pertunjukan tradisi. Sangat sayang, jika misalnya nanti gamelan tidak ada lagi di Indonesia, karena tidak ada yang merawat dan untuk melihatnya harus ke luar negeri,” ungkapnya.Untuk itu, melalui Rakornas II FK Metra yang diikuti oleh pelaku kebudayaan tradisi tersebut, ia berpesan agar nantinya budaya-budaya lokal benar-benar dapat terinventarisir dengan baik dan terus dijaga. Selain itu, melalui pembentukan kepengurusan di daerah seluruh nusantara mampu membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya bangsa.Ketua Umum Pengurus Nasional FK Metra, Ir Agoes Soeparto menambahkan, tujuan diadakannya Rakornas II ini, yaitu untuk mengetahui perkembangan keberadaan FK Metra secara nasional melalui proses koordinasi langsung sebagai bahan untuk mengambil kebijakan selanjutnya.“Dengan kegiatan ini, saya berharap nantinya mampu meningkatkan hubungan yang harmonis antara komunitas media tradisional pusat dan daerah serta antar daerah secara timbal balik melalui komunikasi langsung, serta sangat diharapkan FK Metra dapat menjalin hubungan kemitraan antara komunitas media tradisional dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah sebagai partisipasi terhadap pembangunan nasional melaui kesenian tradisional,” tuturnya.Selain itu, ini juga Rakornas bertujuan untuk meningkatkan wawasan fungsionasris pusat dan daerah FK Metra melalui pembekalan yang akan diberikan oleh perwakilan pemerintah pusat, dalam hal ini dari Depkominfo untuk meningkatkan SDM Metra agar lebih profesional dan proporsional.Adapun tema yang diangkat dalam rakornas kedua, yakni Melalui Pemberdayaan Media Tradisional Kita Wujudkan Bangsa Indonesia yang Lebih Damai, Lebih Sejahtera, dan Lebih Bermartabat.Dalam materi pembekalan, peserta diberikan pembekalan dengan pelbagai materi, antara lain Metra sebagai wahana penyebaran informasi, pendidikan, hiburan, dan sebagai perekat bangsa. Selain itu, diberikan pula materi tentang cara membangkitkan kesenian tradisional melalui perlindungan bagi pekerja seni sebagai pekerja informal, serta Metra sebagai wahana untuk mewujudkan kearifan lokal.Pada rangkaian kegiatan Rakornas II tersebut juga digelar rapat pleno yang dibagi menjadi dua sesi. Untuk rapat pleno pertama, yakni dilakukan pengesahan rakornas, agenda acara, paparan Ketua Umum Pengurus Nasional FK Metra, serta laporan pengurus FK Metra provinsi. Sedangkan untuk rapat pleno kedua lebih dimaksimalkan pada laporan pengurus FK Metra Povinsi yang belum melakukan pelaporan pada sesi pertama.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait