Jumat, 19 April 2024

CURAH HUJAN MENINGKAT NAMUN BENGAWAN SOLO MASIH NORMAL

Diunggah pada : 13 Mei 2009 12:52:54 4
thumb

Beberapa hari terakhir curah hujan di Bojonegoro meningkat, namun kondisi Bengawan Solo masih normal yakni di bawah 9 meter di atas permukaan laut (mdpl) di bawah papan duga. Koordinator Pengamanan dan Pengendalian Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo Muljono di Bojonegoro, rabu (13/5) mengatakan, jika ukuran maksimal mencapai 16,5 (mdpl) sedangkan terendah 9 mdpl, sehingga dapat dikatakan kondisi bengawan saat ini normal tapi tidak terukur.Ditambahkannya, saat ini juga terjadi kerusakan tebing sungai dan dasar sungai akibat penambangan pasir liar yang menggunakan mesin penyedot di aliran di Bengawan Solo. Bahkan adanya penambangan pasir yang menggunakan mesin, mengancam keberadaan sejumlah jembatan yang melintang di perairan Bengawan Solo. Beberapa daerah yang menjadi penambang pasir baik yang berada di aliran Bengawan Solo di Bojonegoro maupun Tuban, yakni di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, Padangan, Trucuk dan Suko-Tuban, sepanjang kurang lebih 100 km. Diperkirakan terdapat penambang pasir menggunakan mesin penyedot yang jumlahnya 77 unit dengan mengangkut sekitar 100 truk per hari dan tiap truk mengangkut kurang lebih 4 kubik. Terkait dengan hal itu Pemerintah Kabupaten Bojonegoro akan memberlakukan Undang-Undang (UU) Nomor 23 tahun 1997 tentang lingkungan hidup bagi para penambang pasir yang menggunakan mesin beroperasi di aliran Bengawan Solo di wilayah setempat. "Selama ini pemkab hanya melakukan operasi saja, tanpa ada tindakan yang tegas. Penambang pasir yang tertangkap hanya dikenai sanksi saja padahal kondisi bengawan sudah mulai parah,” kata Muljono. Menurut dia, sebenarnya masyarakat sekitar resah dengan keberadaan para penambang pasir itu, namun mereka tidak bisa berbuat banyak. Padahal masyarakat sekitar mengetahui aktivitas yang dilakukan para penambang itu liar.Dengan adanya penambangan liar akan merusak tebing sungai dan bisa mengancam kestabilan tanah yang menjadi pemukiman warga. Karena penambangan pasir dengan mekanik tersebut, diperkirakan dasar Bengawan Solo mengalami penurunan rata-rata berkisar dua meter, sehingga memperparah terjadinya kerusakan lingkungan di sungai itu.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait