Kamis, 25 April 2024

SEMERU SIAGA, TIDAK ADA PENINGKATAN LETUSAN

Diunggah pada : 11 Mei 2009 11:45:09 2
thumb

Sampai dengan Senin (11/5) ini status Gunung Semeru masih siaga, namun tidak ada peningkatan letusan, yakni hanya terjadi 27 kali gempa letusan dengan amplituda maksimum 1-6 mm, sementara hujan abu maupun awan panas tidak terjadi.Kepala Pos Pengamatan Gunungapi Semeru di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro Gunung Sawur Lumajang Suparno dikonfirmasi, Senin (11/5) mengatakan, letusan yang mulai jarang terjadi tidak mempengaruhi aktivitas masyarakat sekitar.Dikatakannya, letusan yang menurun dalam beberapa bulan terakhir ini membuat aktivitas gunung ini meningkat. Meski kondisinya belum begitu berbahaya, namun Puncak Mahameru berpotensi menggugurkan awan panas. Terkait dengan hal itu, masyarakat yang tinggal di sekitarnya diharapkan tetap mewaspadainya Mereka tidak diperkenankan beraktivitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif karena daerah itu merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru.Dia juga menyarankan pada masyarakat agar tidak mendekati Puncak Mahameru. Begitu pula aktivitas pendakian ke puncak dibatasi hanya sampai wilayah Kalimati. Bahkan aktivitas penerbagangan yang melintasi wilayah Gunung Semeru juga di warning agar berhati-hati terhadap dampak letusan abu.Selama ini aktivitas Semeru tedapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara Puncak Mahameru. Letusan Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian. Letusan tipe vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya. Selanjutnya terjadi letusan bertipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru. Pada saat terjadi letusan eksplosif biasanya diikuti terjadinya aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di Semeru. Arah bukaan kawah Semeru saat ini mengarah ke arah tenggara atau mengarah ke hulu Besuk Kembar.Sementara musim hujan yang kini berlangsung, memang bisa berdampak pada banjir lahar di Gunung Semeru. Banjir lahar tampaknya sudah jadi langganan di kaki selatan Gunung Semeru karena posisi topografinya. Hanya ada tiga lokasi sempit yang menjadi outlet tumpahan lahar Semeru ke laut lepas yaitu Kali Glidik di barat, Kali Rejali di tengah, dan Kali Mujur di bagian timur. Padahal hampir semua batuan Semeru tumpah ke sini.Semeru dengan Puncak Mahameru adalah titik tertinggi di Pulau Jawa, 3.676 meter di atas muka laut. Gunung api yang sangat aktif ini mencatat 95 kali letusan sejak 1818. Bahkan, periode letusan mulai 1967 tak terhitung jumlahnya karena berlangsung terus-menerus selama 20 tahun dengan masa istirahat pendek. Tidak mengherankan bilamana batuan yang dihasilkan menumpuk di Puncak Semeru dan mencari kesempatan meluncur.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait