Jumat, 26 April 2024

PEMBINAAN FISIK DAN MENTAL MENUJU KARATEKA BERFILSAFAT

Diunggah pada : 15 April 2009 9:44:04 12
thumb

Karate sebagai salah satu seni beladiri yang dijiwai oleh hakikat dan filsafat Bu-DO (jalan Kebaikan) dan semangat Bushido (jalan pejuang) diperlukan sarana pembinaan fisik dan mental bagi para karateka. Ini karena dengan pembinaan fisik dan mental, karateka akan mengerti dan memiliki kesamaan tujuan yang jelas sebagai salah satu upaya peningkatan kemampuan.Ketua Panitia Kejurda 2009, Syahrullah di Dojo Karate Forki Jatim, Selasa (14/4) petang mengatakan, visi dan misi kejurda untuk mengadakan evaluasi prestasi bagi atlet-atlet potensial dari Forki cabang dan perguruan, membentuk atlet yang tangguh, sehingga mampu bersaing baik di tingkat regional, nasional maupun internasional. Serta untuk menjaring atlet yang akan diproyeksikan bagi kadet dan junior yang nantinya untuk mengikuti Piala Mendagri dan Maesa 2009, Kejurnas Forki, serta kegiatan internasional.Melalui kejurda diharapkan para peserta akan memiliki kejujuran (Gi), keberanian (Yuu) dan sopan santun (Rei), sehingga akan lahir karateka berjiwa positif (Seishin) dan memiliki semangat tinggi (Seiki).Ketua Harian Pengkot FORKI Surabaya, Suyanto Kasdi mengatakan, Pengkot FORKI Surabaya telah mempersiapkan atletnya menjelang Kejurda Forki 2009 yang akan digelar di GOR CLS pada 17-19 Maret. Mereka merupakan atlet hasil dari seleksi dari beberapa kejuaraan internal. “Kita sudah mempersiapkan atlet untuk di TC menjelang Kejurda yang akan datang. Apalagi, ini kejurda FORKI yang pertama kali diikuti oleh Pengkot FORKI Surabaya. Untuk itu kita harus persiapkan dengan maksimal,” tegasnya. Suyanto mengatakan, atlet yang diturunkan Kota Surabaya bukanlah atlet terbaik yang dimiliki. Hal ini dikarenakan atlet andalan Kota Surabaya terlebih dahulu direkrut untuk membela nama Pengda Perguruan masing-masing. “Di cabor karate, kejurda bukan hanya diikuti oleh Pengkot FORKI saja, tapi juga beberapa Pengda Perguruan. Apalagi selama ini gengsi untuk membela nama besar perguruan lebih diutamakan dalam setiap kejuaraan,” ujarnya. Meski hanya dihuni atlet kelas dua, dirinya optimistis timnya dapat bersaing dengan daerah lain. Apalagi selama ini Surabaya menjadi barometer karate di Jawa Timur. FORKI Surabaya hanya menampung atlet berpotensi yang gagal lolos seleksi di perguruan masing-masing. Dari 35 atlet puslatcab yang dimiliki, hanya tujuh atlet tersisa untuk menghuni tim Surabaya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait