Sabtu, 20 April 2024

PJ GUBERNUR : JANGAN LAGI CEMARI KALI SURABAYA

Diunggah pada : 20 Januari 2009 14:14:07 11
thumb

Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Setia Purwaka SIP MM menegaskan kepada seluruh masyarakat sepanjang Kali Surabaya dari Driyorejo, Gresik sampai Wonokromo, agar bersama-sama menjaga kualitas air sungai dengan tidak lagi mencemari Kali Surabaya. Saat Launching Program Gerakan Stop Cemari Kali Surabaya (SCKS), Selasa (20/1) di Kantor Perum Jasa Tirta I Gunungsari Surabaya, gubernur menjelaskan, sejauh ini kualitas air Kali Surabaya yang digunakan sebagai bahan baku air minum, telah melebihi baku mutu. Sumber pencemaran Kali Surabaya 60% berasal dari limbah domestik, yakni sanitasi masyarakat yang tinggal di sepanjang Kali Surabaya, sampah, dan detergen. Selain itu, industri juga turut menyumbang 30% pencemaran air melalui pembuangan limbah cair ke sungai. Sedangkan 10% nya berasal dari limbah lain, seperti dari pertanian dan peternakan.Sesuai PP No 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, termasuk kategori kelas I yaitu air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk bahan baku air minum, dengan standar baku mutu kualitas air Bio Oxygen Demand (BOD) 2 mg/l, Chemistry Oxygen Demand (COD) 10 mg/l, Disolve Oxygen (DO) 6 mg/l, dan Total Suspended Solid (TSS) 50 mg/l.Namun, sejauh ini kandungan air dari Jembatan Perning Kabupaten Mojokerto sampai dengan Jembatan Jagir Wonokromo Surabaya, untuk parameter BOD berkisar 5 mg/l, COD berkisar 16 mg/l, DO berkisar 4 mg/l dan TSS berkisar 120 mg/l.Hinga kini, limbah domestik yang diterima Kali Surabaya berasal dari 21.930 jiwa penduduk yang berada di sempadan Kali Surabaya dengan beban limbah domestik seperti Bio Oxygen Demand (BOD) sebanyak 789.456 kg/hari.Angka tersebut tidak sesuai dengan baku mutu yang seharusnya beban maksimal BOD yang dapat diterima, yakni 219,3 kg/hari. Perhitungan tersebut baru berdasarkan dari jumlah penduduk di sempadan Kali Surabaya bukan pada catchment area. Sedangkan limbah cair industri yang dibuang ke Kali Surabaya berasal dari 48 industri memiliki beban BOD 74,48 ton/hari.Dalam launching, Pj Gubernur beserta rombongan melakukan peninjauan ke IPAL di Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan. Dalam tinjauan, gubernur diberikan penjelasan mengenai fungsi dan sistem pengolahan IPAL komunal oleh Kepala BLH Jatim.Dari sembilan bak pengolahan, ditunjukkan bak pengumpul limbah awal dan akhir untuk dapat mengetahui perbedaan limbah rumah tangga yang belum dan telah diolah yang nantinya akan salurkan ke sungai. Setelah itu, gubernur beserta rombongan menaiki perahu motor menuju kantor PJT I selama 10 menit sambil naik perahu motor sembari menebar 2.000 benih ikan nila.Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim, Dewi J Putriatni berharap agar ada tindak lanjut dari upaya penanggulangan melalui program SCKS ini dengan memperbanyak pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal domestik.Target IPAL domestik yang akan dibangun di sempadan Kali Surabaya, yakni sebanyak 74 cluster. Nantinya, peletakan pembangunan akan dilakukan di Kecamatan Wonokromo 20 cluster, Jambangan 24 cluster, Karang Pilang 14 cluster dan Kecamatan Driyorejo 16 cluster.Sedangkan pada 2008, BLH telah telah membangun dua unit IPAL domestik secara cluster di Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo dan Kelurahan Karah, Kecamatan Jambangan. Dan pada 2009, diusahakan akan dibangun lagi dua unit IPAL komunal domestik secara cluster.Selain itu, rencananya akan dibangun pula dua unit rumah kompos dan disediakan mesin komposter untuk pengolahan sampah kering dan basah. Hasil dari pengolahan di rumah kompos dengan komposter, dapat menjadi alternatif bagi masyarakat dalam pemanfaatan pupuk atau daur ulang sampah kering.Penyediaan tempat sampah dan gerobak sampah juga disiapkan bagi masyarakat untuk pembersihan lingkungan di sekitar IPAL. Untuk lebih menghijaukan sekitar IPAL yang akan ditempatkan di bantaran Kali Surabaya, akan disediakan taman dan kegiatan penghijauan agar lebih tampak asri.Direktur Utama PJT I, Ir Tjoek Walujo SCes menambahkan, pihaknya juga akan terus berusaha membantu menyukseskan program SCKS dengan target membangun IPAL komunal domestik sebanyak 15 cluster dengan dana mandiri dari PJT.Proses launching ini merupakan awal untuk memperbaiki kualitas air Kali Surabaya. Namun, setelah ini perlu dilakukan kerjasama secara berkesinambungan antar instasi, lembaga, dan masyarakat untuk dapat terus berupaya kembali memperbaiki baku mutu air agar sumber air bagi masyarakat Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya ini lebih layak untuk dapat dikonsumsi.Dalam acara puncak launching ditandai dengan penandatanganan Deklarasi SCKS antara Pj Gubernur, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekprop Jatim, Kepala BLH Jatim, Pimpinan Harian Surya, Dirut PJT I, Kepala BLH Surabaya, Bupati Sidoarjo, PDAM Surabaya, Direktur LSM Ecoton, perwakilan perguruan tinggi dari Unair, dan Kades Kesamben Wetan sebagai perwakilan dari masyarakat.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait