Jumat, 29 Maret 2024

ITS KEMBALI DAPAT PENGHARGAAN INTERNASIONAL

Diunggah pada : 13 Januari 2009 12:38:01 36
thumb

“Penghargaan ini sangat khusus, tidak diberikan kepada sembarang orang dan Prof Soegiono adalah orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut,” ungkap Dekan Fakultas teknologi Kelautan (FTK) ITS, Prof Ir Djauhar Manfaat MSc PhD. Selain itu, Soegiono adalah orang Indonesia pertama yang mencapai status keanggotaan tertinggi RINA sebagai fellow (FRINA). Pada kesempatan ini pula, Prof IKA Pria Utama FRINA dicalonkan kembali menjadi council member untuk periode tahun 2009 sampai 2012. “Ini adalah bukti pengakuan internasional untuk kami,” tuturnya. Selama ini, FTK memang menjadi salah satu program unggulan ITS. Lulusan FTK pun sudah mendapatkan akreditasi internasional dari RINA. “Kunjungan presiden RINA ini sekaligus membahas persoalan akreditasi internasional terhadap tiga jurusan yang ada di FTK,” lanjutnya. Ketiga jurusan tersebut adalah Teknik Perkapalan, Teknik Kelautan, dan Teknik Sistem Perkapalan yang diharapkan akan mendapatkan status full-accredited. Selain itu, juga akan dibahas kemungkinan pemberian award dari RINA yang bekerja sama dengan organisasi atau lembaga internasional seperti the Lloyd Register of Shipppings (LR) atau the American Bureau of Shippings (ABS). Secara khusus FT Kelautan ITS sudah diakui sebagai anggota dari rumpun universitas kemaritiman dunia dan menjadi satu-satunya anggota dari Indonesia.[b]Soegiono[/b]Kiprah Soegiono dalam bidang teknik kelautan di Indonesia memang sangat besar. Pria kelahiran Surabaya, 23 November 1943 ini adalah chairman (ketua) RINA Indonesia periode 2005-sekarang. ”Saya memang yang pertama aktif di RINA ini,” ujarnya. RINA sendiri adalah sebuah organisasi profesi arsitek naval internasional yang beranggotakan lebih dari 100 negara dan 60 universitas di dunia, termasuk ITS. Melalui RINA ini pula Soegiono aktif mengembangkan dunia teknik kelautan. ”Saya senang mendapatkan penghargaan ini, dan ini terus memacu saya untuk lebih berperan aktif memberikan sumbang sih untuk dunia kelautan dan perkapalan,” tegas pria yang baru saja meluncurkan buku Kilasan Pengalaman 44 Tahun Bersama ITS tersebut. Tantangan terbesarnya saat ini adalah memikirkan nasib anak didiknya. Menurut mantan Rektor ITS ini, para calon arsitek naval (perancang kapal, red) akan mengalami krisis global. ”Tiga bulan lalu saya masih optimistis semua lulusan gampang terserap di dunia kerja seperti yang selama ini terjadi. Tapi dengan adanya krisis, mau tidak mau pasti ada imbasnya,” ujarnya. Hal inilah yang akan menjadi fokus utamanya saat ini. Melalui RINA pula, Soegiono aktif menyebarkan informasi terkini mengenai dunia naval arsitektur. ”Sebelum krisis, industri perkapalan ini sangat booming. Pemesanan kapal sekarang baru bisa dapat 3-4 tahun kemudian. Saat ini, disaat kegiatan ekspor sepi, banyak kapal yang tidak digunakan,” katanya. [b]Kuliah Tamu[/b] . Pengaruh krisis dimasa depan juga dibahas oleh Trevor Blakeley dalam kuliah tamunya. Menurutnya pemesanan kapal baru juga banyak yang dibatalkan. Blakeley mengingatkan industri perkapalan yang booming tahun lalu mulai merasakan dampaknya. ”Cina membatalkan pesanan kapal mereka, semuanya berpikir ulang untuk membuat kapal,” ungkapnya. Meski begitu, Blakeley optimistis krisis ini akan berakhir di sekitar 2010-2012 nanti. Dia memiliki kiat-kiat jitu yang diyakini dapat membuat arsitek naval terus eksis. ”Inovasi,” terangnya. Menurutnya, secara finansial tidak ada yang menurun. Hanya saja, terjadi krisis kepercayaan, sehingga tidak ada lembaga keuangan yang gampang menggulirkan modal. Karenanya, yang harus dilakukan yakni melakukan perubahan dan terobosan yang inovatif dalam berbagai hal. Dengan demikian, kepercayaan bakal tumbuh lagi dan industri dapat bangkit kembali. ”Peran universitas terutama ITS terletak disini, meningkatkan daya inovasi mahasiswanya sehingga mereka siap menghadapi tantangan yang lebih berat,”katanya.Sampai hari ini jumlah anggota RINA di Indonesia lebih dari 150 orang yang tersebar di Surabaya, Jakarta, Makassar dan Batam.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait