Jumat, 19 April 2024

[i]Dirjen Hubla[/i] TENGGELAMNYA KM TERATAI PRIMA DI MAJENE BUKAN OVERLOAD

Diunggah pada : 12 Januari 2009 14:36:40 26
thumb

Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Dephub RI Sunaryo menilai tenggelamnya Kapal Motor (KM) Teratai Prima di Selat Makassar, tepatnya di Perairan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Minggu (11/1) pagi bukan disebabkan Overload (kelebihan muatan).”Kalau berbicara tentang overload atau tidak tentunya wartawan sudah dapat melihat. Kalau kapal itu kapasitasnya 300 penumpang, kemudian ditumpangi dibawah batas daya tampung itu maka bukan dikatakan overload. Kemungkinan kecelakaan murni dikarenakan faktor cuaca,” ujarnya usai memimpin Upacara Apel di Gapura Surya Tanjung Perak Surabaya, Senin (12/1).Menurutnya, kejadian tenggelam di Perairan Majene merupakan kejadian yang sangat mendadak sehingga sebagian penumpang tidak sempat meminta pertolongan. Padahal sebelum berangkat, situasinya memenuhi syarat, tetapi ditengah perjalanan telah terjadi perubahan cuaca yang tidak bisa dihindari. Ini berdasarkan, kapal ini sudah melakukan perjalanan berlayar beberapa jam. ”Namanya juga ramalan cuaca, kita tidak bisa mengatakan ramalan itu akurat 100%. Akan tetapi pada saat kejadian itu, ramalan cuaca menyebutkan memang tidak separah yang akan kita duga seperti itu,” katanya.Namun untuk memastikan penyebabnya, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada aparat terkait dan segera dilakukan penyelidikan. Namun langkah ini masih bukan menjadi prioritas utama, sebab, langkah saat ini sedang mencari korban yang hingga kini sebagian besar belum ditemukan.Lebih lanjut dia menjelaskan, penyisiran terakhir hingga informasi yang diterima malam tadi sudah ada 20 korban yang ditemukan. Kalau penumpangnya sekitar 250 orang dan kru 17 maka sekitar 200 penumpang yang belum ditemukan. Namun keberadaan nahkodanya sudah ditemukan masih hidup. ”Informasi jumlah penumpang kami ketahui dari mereka yang selamat,” katanya.Meskipun sudah menemukan 20 penumpang, Dephub terus berupaya melakukan pencarian, dengan dibantu dari unsur TNI AL, TNI AU, Polri dan Tim SAR. ”Kita harus saling menunjang, saling mengisi dan tidak saling menyalahkan. Yang jelas, musibah yang sudah terjadi, pemerintah melalui Tim SAR melakukan pencarian secara maksimal. Mulai dari kejadian kemarin hingga saat ini kami tetap melakukan pencarian,” paparnya Dia menuturkan, terkait perizinan diberikan tentunya harus berdasarkan aturan yang berlaku. Sebelum syahbandar atau Adpel mengeluarkan izin berlayar tentunya akan dicek persayaratan tentang persyaratan teknis kapal, muatan barang yang sesuai yang diizinkan, kapasitas kapal apakah overload sesuai yang diizinkan dan faktor cuaca. Dari aspek regulasi dan institusi yang berwenang mengeluarkan surat izin berlayar itu tetap memperhatikan semua hal. Jadi jangan sampai masalah keselamatan pelayaran hanya semata-mata ditujukan kepada Direktorat Jendral Perhubungan Laut saja, tapi para pengusaha pelayaran juga berkewajiban. “Kalau sudah diperingatkan kondisi cuaca seperti itu, mari kita sadari yang kita bawa menyangkut masalah keselamatan personel maupun material,” imbaunya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait