Rabu, 24 April 2024

[i]Tol Waru-Juanda[/i] PENYEDIAAN AKSES DARI JALAN A YANI DALAM TARAF KOORDINASI

Diunggah pada : 8 Januari 2009 13:14:32 160
thumb

[img]files/cover/2009/januari/080109%20berita%20jal.jpg[/img][i][size=1]Ruas pintu masuk tol Waru-Juanda yang nantinya tersambing dengan jalan A. Yani. Foto:jal[/size][/i]Rencana pembangunan jalan akses sementara menuju pintu Tol Waru-Juanda dari Jalan Ahmad Yani, saat ini masih dikoordinasikan antar instansi. Koordinasi tersebut dimaksudkan agar jangan sampai pembangunan jalan nantinya mengubah market rencana pembangunan jangka panjang ruas di sekitar Bundaran Waru. Kasubdit Pelaksanaan Jalan dan Jembatan Kota dan Metropolitan, Departemen Pekerjaan Umum, Ir Thomas Setiabudi Aden MSc Eng dihubungi Kamis (8/1) mengatakan, selain koordinasi, pemerintah juga mengkaji ulang usulan dari pihak investor tentang pembukaan ruas tersebut. Pengkajian ulang itu dikarenakan biaya proyek pembangunan ruas tersebut tidaklah murah. ”Pembangunan ruas itu jangan sampai menimbulkan kecemburuan antar investor tol, karena terkesan seolah-oleh pemerintah menganakemaskan satu investor,” katanya. Secara umum, pemerintah siap membantu permintaan investor. Ini karena masalah tersebut juga menjadi kepentingan umum masyarakat pengguna jalan. Namun karena pembangunan ruas tersebut memiliki hubungan dengan market rencana pembangunan tol tengah kota, maka pengkajian ulang harus lebih jeli. Selama ini, pemerintah sudah cukup banyak membantu investor tol tersebut agar ruas mereka ramai dilintasi pengemudi. Salah satu contohnya adalah dikebutnya pembangunan jalan Middle Eastern Ring Road (MERR) di kawasan Surabaya Timur. Jika nantinya ruas jalan MERR tersebut tersambung, jalan tol itu akan langsung tersambung dengan jalan menuju Jembatan Nasional Suramadu. Seperti diketahui, permintaan pembangunan ruas jalan itu merespons desakan manajemen PT Citra Marga Nusahapala Persada Tbk (CMNP) selaku investor tol untuk memperbaiki traffic di tol Waru-Juanda. Sebab, realisasi volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) tol Waru-Juanda 12.500 unit, jauh di bawah target dalam rencana bisnis sebesar 53.000 kendaraan per hari. Rendahnya LHR menyebabkan operator ruas tol tersebut merugi Rp 69,85 miliar pada 2008.Menanggapi keluhan itu, sebelumnya pada pertengahan Desember 2008 Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menjanjikan segera berkoordinasi dengan Angkasa Pura I, PT Kereta Api, TNI Angkatan Laut, Ditjen Bina Marga Departemen PU, dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya. CMNP sebelumnya mengusulkan perbaikan akses jaringan menuju ke tol, seperti akses Menanggal.Bersama Angkasa Pura, CMNP sebelumnya telah mengupayakan agar akses ke Bandara Juanda yang selama ini memutar sekarang dapat langsung. Setelah manajemen lalu lintas diterapkan, LHR mulai meningkat. Karena itu, CMNP mendesak manajemen lalu lintas serupa diterapkan di jalan-jalan perkotaan.PT Citra Marga Surabaya operator tol Waru-Juanda, adalah perusahaan patungan yang 95 persen sahamnya dimiliki CMNP dan sisanya dimiliki Jasa Marga. Pendapatan harian CMS dari tol sepanjang 12,8 kilometer itu rata-rata Rp 65 juta per hari.Total panjang jalan tol ini 12 km, lebar lajur 3,5 m, lebar bahu luar 2 m, lebar bahu dalam 0,5 m dan lebar median 9 m. Saat pembangunan, pembiayaan investasi tol tersebut naik 100% dari rencana estimasi tahun 2003 sekitar Rp 700 miliar, naik menjadi Rp 1,4 triliun. Kenaikan pembiayaan tersebut akibat lambatnya proses pembebasan lahan yang berdampak makin lamanya masa pembangunan. Sindikasi pembangunan jalan tol ini kerjasama antara PT Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mega dengan lama pengelolaan jalan tol 35 tahun.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait