Jumat, 29 Maret 2024

Dikukuhkan Sebagai Pustakawan Ahli Utama, Sudjono Berusaha Tumbuhkan Minat Baca Masyarakat di Era Milenial

Diunggah pada : 3 Desember 2019 9:59:21 58

Jatim Newsroom-  Untuk mencapai masyarakat yang memiliki budaya baca, perlu usaha pembinaan minat baca yang dilakukan secara terus menerus melalui berbagai jalur. Usaha ini akan berhasil jika dilakukan bersama melalui jalur keluarga, sekolah, perpustakaan, masyarakat dan pemerintah.

Demikian sebagian isi pidato, Drs Sudjono, MM dalam pengukuhannya sebagai Pustakawan Ahli Utama yang digelar di Aula Perpustakaan Nasional RI, Salemba, Jakarta, Senin (02/12).

Dalam pidato yang mengambil tema Inovasi Peran Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat di Era Milenial, Sudjono mengatakan, membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan.

Mengutip ungkapan seorang filsuf terkenal yang hidup pada tahun 1561 – 1626, Francis Bacon menyatakan, bahwa “Knowledge is power”. “Ungkapan ini dapat mengandung pengertian bahwa orang yang banyak pengetahuannya pasti akan memiliki pribadi yang kuat,” terang mantan Bupati Nganjuk ini.

Banyak orang mengatakan bahwa buku jendela dunia. Mengapa demikian? Karena dengan membaca buku dapat membuka wawasan yang sangat membantu menghargai hasil karya orang lain. Namun sangat disayangkan, pada zaman sekarang ini, jarang kita temukan generasi muda yang gemar membaca.

Kebanyakan dari mereka disibukkan berswa foto, lebih memilih bermain games, tak jarang terlihat tertawa sendiri layaknya "orang gila". Dari sekian pesatnya perubahan konvensional bermigrasi ke sistem online, masih ada juga sebagian dari anak muda yang menanamkan sikap gemar membaca buku. “Menumbuhkan kebiasaan membaca pada masyarakat adalah sebuah proses panjang, yang butuh konsistensi,” terang pria kelahiran Nganjuk ini

Menurutnya, peranan perpustakaan juga harus melakukan pembaharuan, bukan semata menambah buku-buku baru, tapi merubah tata kelola yang sesuai dengan perkembangan dan situasi sekarang, serta selera generasi millenial saat ini. Bahkan melalui perpustakaan ada kesempatan dan dukungan untuk melahirkan kreatifitas.

Pengukuhan dipimpin oleh Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando bertindak sebagai Ketua Majelis Pengukuhan dalam Sidang Terbuka Pengukuhan Pustakawan Ahli Utama. Bersaman dengan Sudjono, Pustakawan Ahli Utama yang ikut dikukuhkan, yaitu Dra. Titiek Kismiyati, M.Hum dari Perpustakaan Nasional RI.

Dalam pidato pengukuhannya, Titiek Kismiyati mengambil tema Repositori Data Nasional : Tantangan Baru Pengembangan Koleksi Perpustakaan.  Menurutnya, data telah menjadi satu bahasan menarik dalam dunia informasi dan perpustakaan. Kini data dipandang sebagai salah satu sumber lain yang dapat melengkapi koleksi perpustakaan. Di satu sisi, data dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang dapat membantu pengembangan pengetahuan melalui riset, tetapi data juga merupakan sumber yang dapat diolah menjadi informasi.

“Membangun repositori data merupakan sebuah hal yang akan menjadi tonggak baru di Perpustakaan Nasional, tetapi hal ini sejalan dengan apa yang sedang terjadi, dimana data telah menjadi bagian penting dari proses kehidupan dan data sudah menjadi kebutuhan masyarakat seperti halnya informasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Titiek menjelaskan, untuk membangun repositori data nasional, maka diperlukan beberapa langkah yang harus dilakukan oleh Perpustakaan Nasional. Diantaranya, perlu mempersiapkan perangkat pengelolaan data atau aplikasi repositori data, perpustakaan menyiapkan sumber data yang akan disediakan dalam repositori data tersebut, dan dataset yang dihasilkan oleh peneliti yang diserahkan ke perpustakaan dapat diolah menjadi data atau informasi baru.

“Membangun data repositori sejalan dengan misi perpustakaan sebagai media yang dapat mencerahkan bangsa. Saya yakin Perpustakaan Nasional dapat menjadi pembuka dari terbangunnya pusat data nasional atau repositori data. Data beragam formatnya, namun yang penting bagaimana orang dapat memahami dan membaca sehingga dapat memberi manfaat bagi masyarakat,” jelasnya. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait