Sabtu, 20 April 2024

Pasca Debat Pilgub, Pengamat Politik Unair Nilai Dua Pasangan Calon Punya Nilai Plus

Diunggah pada : 11 April 2018 22:48:38 15

Jatim Newsroom – Pasca debat kandidat pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Jawa Timur berlangsung Selasa(10/4) malam, Pengamat politik Universitas Airlangga (Unair), Novri Susan menilai dua pasangan calon punya nilai plus.

"Dua kandidat, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf -Puti Guntur Soekarno, bertarung gagasan dan program. Dari penampilan terlihat jelas bagaimana posisi yang diambil dari masing-masing calon," kata Susan, di Surabaya Rabu (11/4).

Menurut Susan, kandidat nomor urut satu, Khofifah-Emil, terlihat mengambil posisi agresif. Sedangkan Gus Ipul-Puti terlihat lebih tenang, santai dan tegar dalam mengurai problem sekaligus solusi bagi masyarakat. “Terutama pada segmen debat cawagub, terlihat Emil sangat agresif, bahkan beberapa sesi sempat emosional saat Puti bertanya soal kondisi anak gagal tumbuh atau stunting di Kabupaten Trenggalek, dimana Emil menjadi Bupati,” ujarnya.

Menurut batas toleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka anak gagal tumbuh atau stunting ditoleransi 20 persen dari jumlah balita. Sementara, di Trenggalek, angkanya mencapai 25 persen. Di atas batas toleransi WHO.

Novri mencatat, Emil setidaknya juga beberapa kali menyerang Puti Soekarno secara personal dengan mengatakan, bahwa Puti tidak paham dengan masalah gizi/kesehatan anak.  

Novri menganalisis, pilihan Emil yang agresif menyerang lawan dalam kacamata sosiologi politik bisa malah membuat publik Jatim tidak simpati. Ini karena publik Jatim dikenal sebagai publik santun yang menginginkan pemimpin rendah hati dengan karya yang nyata. 

”Nah kredibilitas komunikator politik, dalam hal ini kandidat, akan sangat berpengaruh dalam upaya mendapatkan dukungan khalayak. Sikap yang agresif, merendahkan orang lain, tentu menghasilkan dampak defisit bagi kandidat bersangkutan,” ujarnya.

Doktor sosiologi politik lulusan Doshisha University Jepang tersebut menambahkan, posisi Gus Ipul-Puti yang memilih memaparkan program dengan rendah hati dan menonjolkan kerja yang terukur selama menjadi pemimpin cukup tepat. “Saya melihat Gus Ipul dan Puti lebih cenderung woles ya, lebih tenang karena lebih berpengalaman, dan mampu memaparkan bukti kerja terukur daripada memilih strategi retorika yang mengawang dan agresif,” ujar Novri. (hjr/p)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait