Jumat, 19 April 2024

Adu Visi Misi, Khofifah Buat Nawa Bhakti Satya, Gus Ipul Siapkan Lima Program Unggulan

Diunggah pada : 15 Februari 2018 9:54:45 112

Jatim Newsroom - Pengambilan nomor urut Cagub Cawagub Jatim usai digelar Selasa (13/2). Nomor urut satu dipegang Khofifah Indar Parawansa - Emil Elistianto Dardak, sedangkan nomor urut dua dipegang Saifullah Yusuf - Puti Guntur Soekarno. Kini saatnya masing masing kontestan menyampaikan visi misinya. Berikut visi misi kedua pasangan calon.

Khofifah Indar Parawansa - Emil Elistianto Dardakmembuat visi misi pengentasan kemiskinan dan memperluas lapangan pekerjaan yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya atau sembilan program kemulyaan untuk masyarakat Jawa Timur.

Bhakti 1, fokus pada pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan sosial melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Plus yang fokus pada 664 kecamatan, 5.674 desa, 2.878 kelurahan. Untuk disabilitas, lansia terlantar, perempuan kepala keluarga rentan.Mengurangi beban Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan subsidi anggaran provinsi.

Bhakti 2, Jatim Kerja. Memperluas lapangan kerja dan membangun keunggulan ekonomi. Millenial job centre dengan cara memberikan job training, pendidikan vokasi dan membantu start up usaha. Selain itu, membantu pengusaha muda dan membantu pembiayaan tahap awal usaha.

Bhakti 3, Jatim Cerdas dan Sehat. Pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas dengan memperluas cakupan bantuan siswa miskin, bantuan biaya sekolah, dana insentif operasional akreditasi, tunjangan kinerja bagi guru tidak tetap. Tunjangan PKL SMK jurusan prioritas (kelautan, teknologi pertanian, pariwisata). Program desa sehat untuk memperkuat layanan kesehatan pedesaan. Memperkuat RSU provinsi di Madiun, dan memperkuat RS rujukan Madura dan tapal kuda. Memberikan akses pendidikan berbasis pesantren bagi anak petani, anak nelayan, anak buruh, anak yatim dan anak yatim piatu yang kurang mampu

Bhakti 4, Jatim Akses. Membangun infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu, dan keadilan akses bagi masyarakat pesisir dan desa terluar. Kawasan lingkar wilis, lingkar bromo, lingkar ijen, gerbang kertasusila, koridor maritim pantura Jawa-Madura, koridor maritim selatan Jawa. Dermaga perintis pulau-pulau Sumenep, penguatan layanan transportasi laut Pulau Bawean, pengembangan pesisir selatan, serta percepatan dan pengembangan bandara perintis.

Bhakti 5, Jatim Berkah. Memberi tunjangan kehormatan imam masjid di kampung, pesisir dan pulau terluar. Perluasan tunjangan kehormatan hafidz hafidzoh, penguatan peran pondok pesantren dalam mendorong partisipasi sekolah dan beasiswa guru diniyah S2. Membangkitkan kesetiakawanan sosial, kepahlawanan dan keperintisan, mendorong kesalehan dan tanggung jawab sosial masyarakat dan dunia usaha serta membangun karakter masyarakat yang berbasis nilai-nilai kesalehan sosial, budi pekerti luhur.

Bhakti 6, Jatim Agro. memajukan sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan. Menguatkan program petik, olah, kemas, jual, mengembangkan agropolitan, stabilisasi, dan

tabungan pangan, asuransi petani, restrukturisasi produk pertanian, Menjadikan sungai dan hutan sebagai sumber kehidupan dan penguatan SDM pertanian dan gapoktan,  mengembangkan kawasan pertanian terpadu berskala nasional.

Bhakti 7, Jatim Berdaya. Memperkuat ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM, koperasi, dan mendorong pemberdayaan pemerintahan desa. One village one product one corporate and agropolitan, communal branding untuk UMKM, supply and demand channel, penataan pasar tradisional, inklusi UMKM retail modern, dan menumbuhkembangkan koperasi perempuan, petani dan nelayan dan perdagangan antar pulau.

Bhakti 8, Jatim Amanah. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, efektif, dan anti korupsi. Membudayakan meritokrasi, menyelenggarakan complain handling system, budaya birokrasi yang melayani dan efektif, menjaga clean government, sound governance, perluasan dan pelayanan berbasis IT.

Bhakti 9, Jatim Harmoni. Menjaga harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup. Pariwisata partisipatoris, integrasi museum perpusda dan galeri seni, ruang kebhinekaan, seni tradisional, clean industries, green city, halal  tourism, 51 titik potensi ESDM, dialog antar budaya (seni, seniman dan budayawan), dialog intern dan antar umat beragama.

Sementara itu, Saifullah Yusuf - Puti Guntur Soekarno dalam visi misinya menyadari bahwa persoalan di Jawa Timur harus diatasi dengan cara-cara yang akseleratif, cepat, terukur, terencana, dan langsung melalui Perubahan Berkelanjutan untuk Jawa Timur Makmur.

Visi diwujudkan melalui tiga strategi, yakni menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai titik tumpu, gotong royong dan inovasi sebagai jalan, kemudian rakyat kecil dan komunitas menjadi penggerak utama. Tiga strategi ini akan bergerak untuk menuju visi besar tersebut melalui 9 Agenda Prioritas dan 33 Janji Kerja yang terangkum dalam Lima Program Unggulan, yakni Dik Dilan (Pendidikan Digratiskan Berkelanjutan), Satria Madura (Satu Triliun untuk Madura), Desa Cemara (Desa Cerdas Maju Sejahtera), Tebar Jala (Pusat Ekonomi Baru Jalur Selatan), dan Madin Plus Berkelanjutan.

Dik Dilan bakal mengembalikan lagi pendidikan gratis untuk masyarakat Jawa Timur. Setelah UU No 23 Tahun 2014 mengembalikan lagi kewenangan terhadap SMA/SMK negeri kepada pemprov, sejumlah daerah yang menggratiskan pendidikan hingga tingkat menengah atas tak bisa melakukannya lagi. Komponen yang akan ditanggung mencakup biaya operasional dan SPP yang dihitung per siswa.

Satria Madura (Satu Triliun untuk Pembangunan Madura). Selama ini selalu memunggungi Pulau Madura. Daerah dengan julukan pulau garam itu berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah, kemiskinan masih tinggi, infrastruktur kurang memadai, dan akses terhadap layanan kesehatan yang masih berada dibawa rata-rata. Program ini akan memberikan anggaran tambahan sebesar Rp 1 triliun per tahun yang dibagi secara proporsional untuk 4 kabupaten yang ada. Anggaran ini akan menambah anggaran lain yang selama ini sudah diberikan. Fokus pemanfaatannya adalah akselerasi pembangunan infrastruktur, investasi bidang ekonomi dan peningkatan aksesibilitas pada layanan pendidikan dan kesehatan..Komitmen terhadap Pulau Madura juga sama besarnya dengan kawasan selatan Jawa Timur. Selama ini terjadi gap cukup besar antara kawasan pantai utara dan pantai selatan. Sirkulasi pembangunan ekonomi memang hanya terpusat di daerah-daerah di sekitar Surabaya.

Program Desa Cemara alias Desa Cerdas Maju Sejahtera. Program ini berangkat dari berbagai persoalan pelayanan publik yang berhubungan dengan urusan administrasi. Selama ini, warga banyak yang mengeluh mengenai pelayanan yang tidak efisien, mahal, terlalu birokratis, dan tidak pasti. Program ini bertujuan memastikan segenap aspek dan jenis pelayanan bisa dilakukan dari tingkat desa. Sasaran program ini menjangkau sebanyak 5.674 desa dan 2.827 kelurahan dengan memberikan suplemen dana antara Rp 50-100 juta. Pemanfaatannya untuk bantuan perangkat keras dan pelatihan sumber daya manusia serta menjamin keterhubungan sistem. Targetnya, semua desa/kelurahan di Jatim bisa memaksimalkan fungsinya sebagai ujung tombak pelayanan warga. Komitmen anggaran program Desa Cerdas adalah sebesar Rp 700 miliar untuk instalasi serentak di tahun pertama dan anggaran pemeliharaan dan operasional untuk tahun-tahun berikutnya.

Program Tebar Jala (Pusat Ekonomi Baru Jalur Selatan) diluncurkan. Program ini untuk menuntaskan pembangunan Jalan Lintas Pantai selatan (Pansel) plus pembangunan pusat ekonomi yang difokuskan untuk bidang pariwisata dan daerah penyangga ekonomi agro. Tujuannya, membuka koridor isolasi daerah pantai selatan Jawa Timur agar tumbuh sejajar dengan daerah-daerah lain.

Program Madin Plus. Sebelumnya, pemprov telah menjalankan program Bantuan Operasional Sekolah Daerah Madrasah Diniyah (Bosda Madin) untuk peningkatan kesejahteraan guru-guru Madin. Melalui program Madin Plus, akan memperluas jangkauan penerima dan memasukkannya sebagai bantuan keuangan yang bisa diberikan secara rutin setiap tahun. Bentuk programnya antara lain insentif guru Madin yang lebih besar dari sebelumnya, dan bantuan sarana prasarana yang diberikan berbasis jumlah siswa yang dilayani. Diharapkan, pendidikan Madin semakin mapan dalam memberikan kontribusi bagi meningkatnya kualitas pendidikan agama dan akhlak generasi muda.(jal, hjr/p)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait