Sabtu, 20 April 2024

Teh Herbal Waroenk Disukai di Luar Jatim

Diunggah pada : 29 November 2016 8:42:29 63

Seringkali masyarakat mengetahui teh terbuat dari daun teh hijau yang diolah sedemikan rupa sehingga menjadi sajian minuman keluarga. Tak banyak tahu beberapa tanaman herbal juga bisa dimanfaatkan menjadi teh, karena selain menyehatkan juga merupakan minuman nikmat untuk disuguhkan.            

Seperti teh dengan merk "Waroenk" yang dipamerkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur di even Sumbawa Lombok Inafact 2016. Teh ini ternyata cukup digemari oleh masyarakat di luar Jatim. Dari 600 dus selalu habis terjual atau hanya tersisa kurang dari seperempat dus teh yang dibawa.

            Mufadilah, pemilih brand teh herbal Waroenk dan owner CV Firdia Cipta Karya saat ditemui di Pameran Terpadu Lombok Sumbawa 2016 mengatakan, pihaknya beberapa kali lolos seleksi dari Disperindag Jatim untuk ikut misi dagang atau pameran di luar provinsi. Antara lain mengikuti pameran di Batam, Medan, Manado. Rata-rata dari 600 dus teh, selalu habis terjual.

            Teh yang ia jual memiliki khasiat beragam dengan aneka rasa. Antara lain, teh hitam sinom yang berkhasiat membantu mengurangi derita penyakit asma, mengobati batuk kering, rematik dan menurunkan demam. Selain itu, ada juga teh jahe.

            Teh ini membantu mengatasi pengeroposan, stroke, menjaga stamina tubuh, masuk angin dan menambah nafsu makan. Ada pula teh daun salam. Teh ini berkhasiat menjaga kesehatan percernaan, menurunkan hipertensi, mengobati diabetes atau menurunkan glukosa darah serta melndungi dan melawan sel kanker.

            Menurut Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim, Drajad Irawan, Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dibina Disperindag harus memenuhi syarat untuk bisa mengikuti misi dagang dan pameran di luar Provinsi Jatim. Syarat itu antara lain, produksi yang dilakukan terus tumbuh dan kontinyu, memiliki kemasan produk yang bagus dan inovatif, serta berpotensi digemari masyarakat luar daerah.

            Dari ribuan UKM yang diseleksi, di setiap misi dagang di luar Jatim, Disperindag akan meloloskan hanya 26 UKM. Rinciannya, 25 UKM merupakan binaan Dinas Perindsutrian dan Perdagangan dan satu dari Dinas Perikanan dan Kelautan. Seperti pada misi dagang di Pameran Terpadu Lombok Sumbawa – NTB 2016 yang berlangsung 27-30 Oktober 2016 lalu.

Selama ini hasil transaksi pengiriman barang ke Provinsi NTB tercatat mencapai Rp 4,3 triliun. Sedangkan dari NTB ke Jatim senilai Rp 4,9 triliun. Misi dagang selama 2016 sudah dilakukan Jatim selama 12 kali. Antara lain, ke Manado, Batam, NTB, Medan, dan NTT. Pertumbuhan ekonomi Jatim sampai dengan semester I tahun 2016 meningkat 5,55% dengan Produk Domestik Bruto (PDRB) mencapai Rp 903,01 triliun.

            Dikatakannya, hubungan bilateral Provinsi Jatim dan NTB telah terjalin cukup lama. Hal itu dituangkan dalam sebuah MoU pada 7 Maret 2012, kemudian diimplementasikan dengan dibukanya kantor perwakilan dagang Jawa Timur di Mataram. Peran KPD dinilai sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian kedua provinsi.

            Menurunya, tujuan dari gelar produk unggulan ini adalah meningkatkan produk UKM selain itu juga ikut bersaing di era MEA, karena dalam era ini pemerintah harus mampu mendorong masyarakat untuk mau berbelanja barang dan produk dalam negeri.

            Hal ini harus dikampanyekan dan digelorakan, dan MEA tujuannya mulia yakni pasar global tapi Indonesia yang berpenduduk besar menjadi ajang dan pasar dunia.

            "Sebenarnya dalam hal ini kita sendiri yang memilih apakah kita menjadi pasar atau kita menjadi produsen yang menjual produk negara ASEAN. Inilah yang kita jalin bersama-sama dengan seluruh mitra di Indonesia untuk menggelorakan produk UKM kita," tuturnya.(sti)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait