Jumat, 29 Maret 2024

Sistem Ganda dan Teaching Factory , Pemerataan Kompetensi Guru SMK

Diunggah pada : 31 Oktober 2016 11:08:42 284

Implementasi amanat UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah khususnya terkait peralihan SMA/SMK dari kabupaten/kota ke provinsi terus bergulir. Sebelum resmi dialihkan penuh pada 1 Januari 2017, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memberikan perhatian khusus pada pembenahan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama mengenai kompetensi guruSMK.

Pemprov melalui Dinas Pendidikan menerapkan dua sistem khusus untuk meningkatkan spesifikasi dankeahlian guru, diantaranya Pendidikan Sistem Ganda dan Teaching Factory. Kedua sistem tersebut diyakini dapat membawa kemajuan signifikan, tidak hanya bagi guru namun juga bagi siswa.

Saat ini, Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Pendidikan Sistem Ganda dan Teaching Factory sedang diproses oleh Biro Hukum Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jawa Timur. Dinas Pendidikan Jawa Timur menargetkan Oktober 2016 payung hukum untuk dua sistem belajar tersebut sudah ditandatangani dan diberlakukan.

Pendidikan Sistem Ganda merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan/industri yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional.

“Kurikulum SMK akan disesuaikan dengan perusahaan. Artinya, kurikulum akan disusun dua pihak:sekolah dan perusahaan. Standarnya juga disesuaikan oleh keduanya. Para guru di SMK dapat menerima pengalaman langsung dari trainer industri untuk diaplikasikan di sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Saiful Rahman, kepada Majalah Potensi.

Sinkronisasi, sambungnya, para guru dan pelaku usaha bisa membuat sebuah kurikulum pembelajaran yang didalamnya berisikan mengenai modul, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, alat evaluasi dan kualitas kontrol.

Saiful menuturkan,penerapan pendidikan sistem ganda untuk meningkatkan kualitas SMK, baik pengetahuan, keterampilan maupun etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.Ketika para siswa telah lulus diharapkan mudah beradapasi dan siap memberikan hasil terbaik untuk perusahaan.

Langkah untuk mewujudkan itu sudah dimulai dengan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Jerman. Setidaknya, ada 30 sekolah di Jatim yang menjadi pilot project. “Antara sekolah dan pelaku industri dipertemukan untuk dilatih guna mengembangkan pembelajaran sistem Jerman yang sudah sangat terkenal yakni 70 persen praktik dan 30 persen teori,”jelasnya.

Beberapa kelebihanbilapendidikan sistem ganda diterapkan adalah pihak sekolah akan terbantu karena di perusahaan menyediakan fasilitas dalam bentuk peralatan praktik. Hal tersebut sekaligus menjawab persoalan kurangnya fasilitas praktikum di SMK. “Di sekolah disediakan alat praktik yang dasar,” ungkapnya.

Perusahaan harus terlibat langsung dalam pengembangan SMK. Baik dari aspek kurikulum, tenaga pelatih, maupun tempat pelatihannya. Sebab, peningkatan kompetensi siswa SMK merupakan bagian dari pendidikan vokasi yang menjadi salah satu kunci lahirnya angkatan kerja bermutu.

Sementara Program Teaching Factory merupakan perpaduan pembelajaran Competency Based Training (CBT) dengan Production Based Training (PBT). Proses pembelajaran yang menekankan pada keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/ konsumen.

“Pihak perusahaan juga harus berkontribusi dalam mengembangkan jiwa entrepreneur. Dengan begitu, para guru akan paham, sementara siswa bisa produktif mengembangkan keterampilanya,” ucap mantan Kepala Badan Diklat Jatim tersebut.

 

Kerjasama Perguruan Tinggi

Peningkatan kualitas guru SMK tidak hanya melalui Pendidikan Sistem Ganda dan Teaching Factory, kerjasama dengan Perguruan Tinggi (PT) juga dapat ditempuh sebagai opsi alternatif. Tanaga ahli dan profesional dari PT yang telah teruji dapat membina para guru SMK untuk meningkatkan kompetensi.

Peneliti Pendidikan Menengah asalInstitut Teknologi Sepuluh November (ITS), Ismaini Zain mengatakan,pihaknya sangat mendukung apabila Pemprov Jatim berinisiatif menjalin kerjasama dengan PT. Cukup banyak pakar dan dosen ahli berprestasi yang sesuai dengan jurusan-jurusan di SMK.

“Jurusan teknik mesin, perikanan, IT dan sejumlah jurusan lain, ada di PT. Apabila dioptimalkan khususnya bagi para guru akan sangat baik, terutama bagi guru yang belum memiliki kompetensi di mata pelajaran yang diampu,” ucap mantan Kepala Badan Akademik ITS ini.

Ismaini menjelaskan,siswa SMK yang meneruskan pendidikan ke PT saat ini masih cukup banyak. Namun  terdapat fenomena menarik, bahwa dari jumlah siswa kejuruan yang memilih kuliah ada sebanyak 25 persen yang berbeda pilihan jurusannya, antara saat di SMK dan di PT.

“Hasil penelitian sementara di lapangan menyimpulkan biasanya mereka memang dipaksa oleh orang tua atau tidak memiliki pilihan karena sekolah lain sudah penuh kuotanya,” ujar Ismaini.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, upaya sistemik dan penguatan program vokasional untuk memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi langkah strategis. “Kita targetkan pada 2018 perbandingannya sudah 70 persen sekolah vokasi dan 30 persen sekolah umum. Inilah yang harus kita siapkan, sekaligus melihat kebutu­han pasar,” tutur Pakde Karwo.

Sejauh ini, sudah ada 2.600 sekolah vokasi di Jatim atau masih sekitar 65 persen sementara pendidikan umum 35 persen. Dari 2.600 sekolah vokasi, baru 1.100 sekolah yang sudah terakreditasi, sisanya 1500 masih terus didorong untuk mencapai standar akreditasi. (luk)

 

 

 

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait