Kamis, 25 April 2024

Puspa Agro Menjayakan Petani

Diunggah pada : 11 Februari 2016 11:08:43 77

Puspa Agro sebagai pengelola Pasar Induk Agrobis yang merupakan pusat perdagangan komoditi agribis terbesar di Jawa Timur, terus memperluas dan memperkuat jaringan pasar dalam negeri. Langkah ini menyambut era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Seperti dijelaskan Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin,di era persaingan ritel besar dan pemasok asing, Puspa Agro memerlukan dukungan dan sinergi dengan Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dinas, badan dan kantor di lingkungan Pemprov Jawa Timur yang terkait dengan industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan.

Untuk bersaing dan bisa bertarung masuk pasar bebas agribis MEA, diperlukan dukungan dana cukup besar hingga Rp 100-200 miliar. Dana tersebut akan dipergunakan untuk membeli sarana dan prasara transportasi dan gudang penyimpanan yang dilengkapi alat pendingin. Juga mobil boks yang dilengkapi pendingin, gudang pendingin, peti kemas berpendingin.

Semuanya untuk membawa, menyimpan dan mengekspor hasil-hasil agribis ke berbagai daerah dan keluar negeri. Dengan terjaganya mata rantai pendingin mulai dari petani sampai ke pembeli dan pemasok, hasil agrobis bisa bertahan tetap segar. Harganya tetap stabil yang berdampak pada keuntungan petani.

Selama ini hasil panen setelah dipetik dari sawah/ladang langsung diangkut ke tempat tujuan dengan kendaraan/transportasi tanpa dilengkapi pendingin. Sampai di tempat tujuan disimpan tanpa pendingin sehingga banyak yang rusak. Jika dibiarkan sampai tiga hari akan membusuk dan harganya dipastikan jatuh.

Sebaliknya jika ada transportasi berpendingin, produk pertanian tetap segar dan baik serta bisa bertahan sampai tiga bulan. Harganya akan tetap stabil karena komoditi yang disimpan dengan teknologi pendingin yang baik akan tetap segar dan tidak menyusut.

Selama ini Puspa Agro hanya memiliki sarana prasarana untuk menampung dan menyimpan hasil laut seperti ikan dan udang dari tempat-tempat pelelangan ikan (TPI) yang dilengkapi pendingin. Ikan dan udang di Puspa Agro berasal dari Lamongan, Jember, Banyuwangi, Trenggalek, Pacitan, Malang, dan Madura. Selanjutnya ikan diekspor ke Australia dan sebagaian kenegara-negara ASEAN.

Ekspor ikan dan udang malalui Puspa Agro ke Australia mencapai Rp 2 miliar/bulannya. Jika komoditi agribis seperti sayur, buah dan produk pertanian lain mempunyai sarana dan prasarana seperti ikan, dipastikan Puspa Agro akan bisa memasok/ekspor agribis ke kawasan ASEAN. Karena kawasan ASEAN seperti Singapura, Philipina, Brunai dan Timur Liste ingin menjalin kerjasama dengan Puspa Agro

Menurut data Puspa Agro, omset penjulan buah, sayur, rempah-rempah dan produk pangan beras dan jagung mulai Januari-September 2015 mencapai 1.610.943 ton. Dengan perincian buah-buahan 290.700 ton, sayuran 61.735 ton, ikan 293.789 ton, rempah-rempah 27.063 ton, ayam 173.095 ton, telur ayam 17.446 ton, beras 51.600 ton, kopi 1.076 ton, jagung 645.204 ton dan wortel 49.235 ton.

 

Trading House

 Menghadapi persaingan ritel besar dari pasokan asing di era MEA 2016, Puspa Agro telah meluncurkan trading house. Dalam jangka menengah diupayakan petani bisa menghasilkan komoditi agribis yang kontinyu sepanjang tahun tanpa melihat musim. Dengan hasil komoditi yang terus-menerus berkesinambungan dapat menekan impor buah dan sayuran dari Tiongkok yang membanjiri pasar Jawa timur. Kelemahan Jawa Timur adalah belum kontinyunya produk sehingga kebutuhan sayur dan buahan-buahan terpaksa masih harus impor.

Sebenarnya tidak perlu takut menghadapi MEA karena Puspa Agro merupakan salah satu pasar agribis yang komoditinya berkualitas dan tidak kalah dengan produk impor. Dengan kualitas dijamin bagus komoditi agro Jawa timur siap bersaing dengan komoditi agribis di kawasan ASEAN. Dalam menghadapi MEA dan pasar ritel besar serta pemasok asing Puspa Agro jauh-jauh hari telah membuka divisi trading house yang berfungsi sebagai stabilisator harga.

Melalui jaringan pasar yang kuat dan luas, semua lini divisi Trading House terus bergerak dan bermitra dengan kelompok-kelompok tani atau gabungan kelompok tani dan peternakan (gapoktan) di sentra-sentra produksi agribis. Selanjutnya, setelah dilakukan pemilahan (grading) di sentra gapoktan yang berdasar kualitas dan pengemasan, komoditas pilihan itu lalu didistribusikan ke pasar-pasar modern, pabrikan atau perusahaan makanan olahan, bahkan untuk memenuhi pasar ekspor.

“Kelebihannya, trading house Puspa Agro mampu membayar tunai kepada petani. Cara ini tidak pernah didapatkan jika menjual melalui tengkulak. Begitu pasar bebas diberlakukan, petani Jawa Timur tidak hanya jadi penonton. Sebaliknya mampu bangkit bersaing,” kata Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin.

Melalui trading house sebagian petani, peternak, hingga nelayan di Jawa Timur  kini mulai merasakan dan menikmati nilai tambah atas hasil panen mereka yang rata-rata mencapai 25-30 persen. Produk mereka mulai banyak diserap pasar modern serta industri pengolahan. Distribusi komoditas tanpa melalui mata rantai distribusi yang panjang, sehingga harga yang ditetapkan benar-benar memuaskan kedua belah pihak baik di tingkat petani maupun konsumen.

Trading house Puspa Agro sebenarya telah diujicoba sejak 2014. Sejak mulai diopersikan jaringan terus berkembang perdagangan dengan toko modern, pabrik, perusahaan tambang, rumah sakit, hotel maupun catering. Konsumen Puspa Agro sampai akhir Desember 2015 antara lain PT Pangan Sari Utama, PT Santos, PT trans retail, Rumah Sakit international premier dan Hotel Sahid.

“Puspa Agro terus memperluas jaringan perdagangan dengan pembelian pembayaran tunai. Membeli komoditas dengan harga berkeadilan atau di atas harga tengkulak.  Pembebasan ongkos grading, packaging dan transportasi atas komoditi dari petani ke costumer serta pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan para petani,” kata Abdullah Muchibuddin.

Trading housejuga memiliki fungsi sebagai stabilator harga. Salah satu contoh Puspa Agro melakukan stok untuk beberapa komoditas petani, peternak dan nelayan,yang rawan atas naik turunnya harga. Saat harga naik Puspa Agro melepas komoditas untuk kepentingan stabilisasi harga pasar. Diproyeksikan sampai dengan akhir 2015 total komoditas yang dipasarkan melalui trading house Puspa Agro sebesar Rp 60 miliar dan diharapkan pada 2016 bisa meningkat mencapai Rp 90 miliar.(ryo)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait