Kamis, 25 April 2024

Jember Punya Taman Sains

Diunggah pada : 29 November 2016 8:44:47 604

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Kabupaten Jember Jawa Timur ditetapkan sebagai Taman Sains Serta Teknologi Kopi dan Kakao, sehingga bisa dikunjungi masyarakat.

            “Kami mempersilakan masyarakat yang mau berkunjung untuk melihat tanaman kopi dan kakao yang kami kembangkan,” kata Manager Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP), Agus Budi Santoso

Ini sesuai arahan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek- Dikti), M Nasir, saat meresmikan Taman Sains Serta Teknologi Kopi dan Kakao. Nasir menginginkan agar riset dan hilirisasi yang dikembangkan taman sains dapat meningkatkan nilai jual dan pengembangan dua komoditas itu, jadi tidak berhenti pada riset saja, tetapi menghilir hasil riset ke dunia usaha.

            MenristekDikti, lanjut Agus, percaya pada hasil riset di Puslitkoka. Pada 2012 Puslitkoka ditetapkan menjadi Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Iptek (PUI) kopi, lalu menjadi PUI kakao pada 2013. “Sekarang kami resmi menjadi taman sains dan tekno,” katanya.

Peresmian Puslitkoka Jember menjadi taman sains dan tekno merupakan amanat presiden yang meminta ada 100 taman sains di Indonesia. Tujuan dari taman sains ini mengurangi ekspor bahan mentah lantaran tidak memiliki nilai tambah.

Dari 100 titik taman sains yang sudah ditetapkan, ternyata tidak semua terealisasi, seperti usulan taman sains di Kalimantan Utara urung terealisasi karena lahannya tidak cocok. Pembangunan taman sains di Papua juga dipindahkan ke Papua Barat untuk pengembangan bahan sagu.

Bupati Jember, Faida mengungkapkan rencananya menyinergikan taman sains ini dengan berbagai kebijakan, di antaranya melatih 1.000 pemuda agar menjadi barista (penyaji kopi) terbaik di dunia. Selain itu akan membangun 1.000 warung kopi berjaringan yang manajemennya akan dibantu Ikatan Akuntan Indonesia.

“Kami ingin menjadikan taman sains ini sebagai kekuatan di hilir untuk bidang kopi dan kakao,” katanya.

 

 

Koleksi

Taman Sains yang terletak di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji ini memiliki 400 nomor koleksi klona tanaman kopi dan lebih dari 100 klona tanaman kakao, dihasilkan di kebun seluas 380 ha milik Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Pusat penelitian yang berdiri sejak 1 Januari 1911 dengan nama awal Besoekisch Proefstation itu kini pemilik plasma nutfah kakao (Theobroma cacao L.) terbesar di Asia dan plasma nutfah kopi (Coffea L.) terbesar di Asia Pasifik.

            Hasil riset terakhir yang bakal diumumkan adalah klona kakao unggul yang diberi nama Monasa dan Hanasa yang produktivitasnya beberapa kali lipat dari hasil riil produksi nasional 400-600 kg per hektare atau dua kali dari potensi nasional 2,2 ton per hektare.

            Biji kakao selain digunakan sebagai bahan baku industri pangan, dengan produknya berupa cokelat batangan, minuman cokelat instan, bahan pencampur susu bubuk dan bahan pembuatan kue, juga untuk bahan baku industri kosmetik, seperti sabun dan industri farmasi.

            Kakau jenis Monasa memiliki produktivitas 4,8 ton per ha, sementara Hanasa memiliki produktivitas 3,2 ton per hektar. Meski Hanasa memiliki produktivitas lebih rendah daripada Monasa, tetapi Hanasa menghasilkan buah-buah yang lebih besar sehingga biji kakaonya pun besar dan lebih disukai, yakni hanya 25 buah untuk per satu kg, sementara Monasa untuk setiap satu kg berisi 30 buah.

“Kadar lemak kedua klona kakao ini juga cukup tinggi yakni 57 persen dan sangat penting bagi industri coklat makanan. Lemak coklat merupakan produk olahan paling berharga, karena harganya dua kali lipat biji cokelat itu,” kata Manager CCSTP, Agus Budi Santoso.

Klona kakao unggul ini memiliki ketahanan terhadap penyakit yang menakutkan, yakni penyakit pembuluh kayu atau vascular streak dieback (VSD) yang membuat daun-daun kakao menguning dan berguguran sehingga mati ranting.

Tanaman kakao ini bisa unggul dengan menggunakan teknologi perbanyakan tanaman melalui metode plagiotrop cacao clone (PCC) dengan mengklona ranting (tunas yang tumbuh ke samping) sehingga juga lebih cepat berbuah.

            Cara menanamnya, juga harus saling silang antara tanaman jantan dan tanaman betina karena tanaman kakao adalah tanaman yang sulit kawin jika berjauhan. Pohon kakao yang bisa berbuah rata-rata hanya 15-20 persen, tapi jika ditanam silang antara jantan dan betina maka yang berbuah bisa 70-80 persen.

“Kedua klona baru yang disebut Kakao Super ini, merupakan hasil persilangan dan kultur jaringan dari klona kakao Sulawesi dan kakao lokal Jember,” tuturnya.

 

Kopi Super

            Pusat penelitian andalan Jember ini juga telah mengembangkan Kopi Super dengan teknologi perbanyakan PCC, jenis Robusta maupun Arabika menjadi tahan kering sehingga baik untuk iklim yang makin tidak menentu dan tahan hama nematoda. Produktivitasnya tinggi. Hanya 18 bulan kopi sudah berbuah atau lebih cepat dari waktu normal yakni 2-3 tahun baru berbuah.

            "Dengan teknologi tanam ini perakarannya menjalar di tanah 5-10 kali dibanding tanaman yang tidak menggunakan teknik ini. Hal ini menyebabkan penyerapan air dan hara menjadi efisien, sehingga pertumbuhan baik dan hasil bijinya bermutu bagus dan rasanya lebih enak," kata Agus.

Kopi Super hasil pemuliaannya itu didapatnya dari penyilangan tanaman kopi induknya dari klona Quilo yang tahan hama nematoda dengan klona lokal (BP409) yang perakarannya banyak.

 

Untuk Umum

            Biaya masuk Taman Sains Rp10.000 per orang. Menurut Marketing Puslitkoka, Purmiati Astuti Ningsi, pengelola telah menyiapkan dua unit mobil wisata berkapasitas 10-15 orang untuk berkeliling kebun. “Sabtu-Minggu dan hari besar dikunjungi 300-400 orang,” ujarnya.

            Pengunjung selain dari Jawa Timur juga dari Jakarta, Bandung, Bali, dan Jogjakarta. Tugas pokok dan fungsi Puslitkoka juga melayani petani/pekebun kopi dan kakao di seluruh wilayah Indonesia untuk memecahkan masalah, mempercepat alih teknologi, membina kemampuan di bidang sumberdaya manusia di bidang budidaya kopi dan kakao.

            Puslitkoka memiliki peneliti berjumlah 34 orang, terdiri atas 11 orang berijasah S3, 8 orang berijasah S2, dan 15 orang berijasah S1. Berdasarkan jabatan fungsionalnya dapat dikelompokkan 11 orang Peneliti Utama, 12 orang Peneliti Madya, 1 orang Peneliti Muda, 1 orang Peneliti Pertama, dan 4 orang peneliti non kelas.

 

Sarana Penelitian

Kebun Percobaan dan Areal Kantor seluas 380 ha, terdiri atas kebun percobaan kopi arabika (KP Andungsari ketinggian 100-1.200 m dpl), kopi robusta dan kakao (KP. Kaliwining dan KP. Sumberasin ketinggian 45-550 m dpl).

Laboratorium yang dipunyai seluas 2.365 m2 dengan peralatan sejumlah 850 unit. Terdiri dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Laboratorium Fisika Tanah, Kimia Tanah dan Biologi Tanah, Laboratorium Kultur Jaringan, Laboratorium Mekanisasi Pertanian, Laboratorium Pengolahan Hasil, Laboratorium Pengawasan Mutu, Pusat Informasi dan Pelatihan.

Koleksi buku dan majalah di perpustakaan sebanyak 38.706 judul dan 38.983 eksemplar, terdiri atas 7.622 judul artikel tentang kopi, 5.024 judul artikel kakao, dan lebih dari 15.677 judul artikel tentang karet, tembakau, dan tanaman lainnya. (hjr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait