Sabtu, 20 April 2024

Biaya Perawatan Kembar Siam Rochman-Rochim Dibantu Pemprov

Diunggah pada : 20 April 2011 8:11:28 22

Operasi pemisahan bayi kembar siam, Rochman-Rochim, anak pasangan Anis Mulyo (43) dan Supinah (35) asal Jombang dinyatakan sukses oleh tim dokter RSU dr Soetomo Surabaya. Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo menyampaikan apresiasi tinggi dan luar biasa kepada seluruh tim dokter yang menangani operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut.


Pakde Karwo sapaan akrab gubernur Jatim saat di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSU dr Soetomo, mengatakan operasi berjalan sukses karena tim dokter yang berjumlah 50 dari RSU dr Soetomo itu memiliki kemampuan dan keahlian secara profesional.
                Pakde Karwo juga menyatakan nantinya bayi kembar Rochman-Rochim akan dibantu pembiayaan rumah sakit dari Badan Layanan Umum (BLU) dr. Soetomo. Pemerintah berhak membantu pembiayaan bagi masyarakat kurang mampu atau miskin. Pemerintah wajib memberikan perhatian yang serius.
Pakde Karwo juga mengatakan, ke depan diharapkan Puskesdes harus bisa berpartisipasi di dalam penanganan kesehatan untuk masyarakat desa atau daerah terpencil, karena masyarakat yang berada jauh di daerah lain tidak mungkin dirawat di perkotaan. Pakde akan berkoordinasi dengan bupati Jombang asal Bayi kembar Rochman dan Rochim dilahirkan, mengenai pendampingan dan membantu untuk kebersihan, tempat tinggal agar kesehatan bayi kembar tidak sampai sakit.  
Operasi pemisahan kembar siam dempet panggul ini memang termasuk salah satu operasi termahal. Untuk memisahkan, RSU dr Soetomo menghabiskan dana sekitar Rp1 miliar.
Mahalnya biaya karena membutuhkan peralatan canggih dan tingginya tingkat kesulitan teknis operasi. Selain itu, paramedis dan dokter spesialis yang terlibat juga sangat banyak. Setidaknya ada 14 dokter spesialis yang dilibatkan, antara lain, spesialis anak, anestesi, bedah anak, bedah urologi, bedah plastik, ortopaedi anak, dan bedah saraf. Selain itu juga ada radiologi, patologi anatomi,patologi klinik, mikrobiologi klinik, rehabilitasi medis, dan forensik medikolegal.
Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSU dr Soetomo-FK Universitas Airlangga (Unair), dr Agus Harianto SpAK, mengatakan, operasi pemisahan kembar siam memang bukanlah pekerjaan mudah.Tingkat kesulitan di dalamnya sangat tinggi sehingga harus melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran. Karena itu wajar jika anggaran yang terserap tergolong tinggi. ”Biaya operasi pemisahan Rochman-Rochim kemarin antara Rp500 juta sampai Rp1 miliar,” ujar Agus.
Menurut Agus, anggaran sebesar itu belum termasuk perawatan sebelum operasi maupun setelah operasi. Agus tidak dapat memperkirakan berapa biaya yang dibutuhkan untuk perawatann. Yang jelas,kembar siam kelahiran 4 September 2009 itu telah dirawat sejak 19 yang lalu.
Orang tua Rochman-Rochim, Anis Mulyo-Supinah, tidak perlu pusing memikirkan biaya perawatan dan operasi tersebut. Pasalnya, pihak rumah sakit membebankan pembiayaan kepada pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Di sisi lain, Agus berharap peran serta aktif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang. Untuk membiayai penanganan kembar siam asal Dusun/ Desa Gondek Kecamatan Mojowarno-Jombang ini pascaoperasi mendatang. Pasalnya orangtua bayi termasuk keluarga dengan ekonomi pas-pasan.
Agus menjelaskan, penanganan Rochman-Rochim tidak selesai di meja operasi saja. Namun penanganan pascaoperasi juga termasuk salah satu tahapan yang sangat penting. Hal itu terkait dengan proses penyembuhan kedua bayi kembar siam itu. ”Nanti kalau Rochman-Rochim keluar dari RSU dr Soetomo, Pemkab harus menjemput. Kami ingin jaminan lingkungan dan tempat tinggal kembar siam ini benar-benar layak untuk sebuah proses penyembuhan,” katanya.
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Jombang, Tri Endah Sektiwati, mengungkapkan, sejak awal Pemkab Jombang sudah memfasilitasi Rochman-Rochim sebelum dilahirkan hingga pemberangkatan ke RSU dr Soetomo Surabaya.
”Kalau soal biaya di RSU dr Soetomo, kami (Pemkab Jombang) memang tidak menanggungnya. Tapi semua sudah kami fasilitasi,” ujar Tri Endah Sektiwati.
Tak hanya kepada si kembar dan orang tuanya, Pemkab Jombang juga telah memberikan bantuan kepada keluarga Rochman-Rochim di kampungnya. Melalui Sutrami, nenek Rochman-Rochim, Pemkab Jombang memberikan bantuan uang sebesar Rp5.000.000, Senin (11/4) lalu. ”Kami mengunjungi rumahnya bersama Sekda Kabupaten Jombang, Munif,” katanya.
Sejauh ini, kata Endah, pihaknya memang masih belum mengetahui langsung kondisi Rochman-Rochim.Pemkab Jombang hanya memantau informasi dari media. Pihaknya belum tahu bantuan apa selanjutnya yang perlu diberikan kepada si kembar.

Kondisi Terakhir

Terkait dengan kondisi terakhir si bayi, hingga Kamis (14/4), luka jahitan Rochman dan Rochim mulai mengering. Tim dokter memindahkan kedua bocah kembar itu ke tempat tidur khusus antigravitasi.
Berdasarkan hasil evaluasi tim dokter, kondisi keduanya kian membaik. Pada alat kelamin Rochim juga tidak ditemukan adanya indikasi infeksi. Satu-satunya alat kelamin kembar siam diberikan pada Rochim, karena saluran kencing dan pembuluh darah di bagian alat kelaminnya lebih sempurna dibandingkan Rochman.
Setelah kondisinya terus membaik, pekan depan Rochman dan Rochim akan dipindahkan ke ruang perawatan anak.
Ketua tim dokter yang juga dokter spesialis anak, Agus Harianto, memaparkan, operasi pemisahan Rochman dan Rochim (19 bulan) menjadi salah satu kasus operasi kembar siam terumit yang pernah ditangani timnya. ”Kasus ini sangat istimewa karena kembar siam dempet di pinggul dan pantat seperti ini biasanya terjadi pada perempuan. Untuk laki-laki, kasusnya sangat jarang. Apalagi dengan satu kelamin,” katanya.
Orangtua bayi, menyerahkan keputusan tentang siapa yang berhak mendapat alat kelamin kepada tim dokter. ”Apa yang nanti terjadi di meja operasi, itulah yang terbaik untuk anak-anak saya,” kata mereka sebelum operasi pemisahan dilakukan.
Agar hasil operasi lebih adil bagi semua pihak, tim dokter dari RSU dr Soetomo, Surabaya, memilih untuk menentukan pemilik alat kelamin di meja operasi. Operasi pemisahan pun dilaksanakan hari Sabtu (9/4) di RSU Dr Soetomo. Sebelum operasi dilakukan, para dokter yang terlibat dalam operasi mencari rujukan operasi serupa di berbagai negara.(sti)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait